A. Penembak Yang Tidak Suka Publikasi
Mark David Chapman memiliki banyak kesamaan dengan John Lennon, musisi lagendaris sepanjang masa yang merupakan ujung tombak Beatles. Di rumahnya, ia menempelkan begitu banyak poster Lennon. Ia pun sama-sama memiliki istri wanita Jepang yang usianya lebih tua. Keduanya juga memiliki hobi yang sama, yaitu bermusik, suka kegiatan sosial dan kemanusiaan, serta mencintai benda-benda seni. Hal yang paling utama adalah kegemaran Chapman kepada obat bius dan ganja, sama persis dengan kesukaan Lennon. Psikiater yang memeriksa Chapman yakin bahwa ia merupakan peniru fanatik yang tidak ingin diduakan dengan adanya Lennon asli. Namun, Chapman mulai berubah menjadi religius dan fanatik dengan kritiannitas. Ia mulai menggunakan aksesoris salib dan rajin membawa Alkitab. Ia begitu marah ketika suatu ketika Lennon mengatakan bahwa Beatles jauh lebih populer daripada Yesus sendiri
Add caption |
Dengan berbagai latar belakang itu, Chapman merancang pembunuhan terhadap Lenno. Empat tembakan dletuskan hingga tubuh Lennon tumbang tak bernyawa dalam perjalanannya kembali ke hotel. Anehnya, Chapman tidak melarikan diri setelahnya. Ia hanya duduk di tangga sambil membaca novel Catcher in the Rye, menuggu tanpa peyesalan untuk dutangkap polisi. Ketenangannya itulah yang membuat ia sempat disangka gila. Chapman sendiri mengaku bahwa ia tidak merencanakan untuk membunuh Lennon. Ia melakukannya secara acak dengan melihat nama korban pada sebuah buku telepon yang memajang wajah Lennon.
Salah satu ucupan Chapman yang paling terkenal adalah," Saya bukan apa-apa sebelum saya membunuh Lennon!" Semula banyak orang memperkirakan bahwa Chapman hanya ingin publikasi untuk membuat dirinya terkenal. Tetapi, tesis itu terbantahkan dengan keengganan Chapman untuk diwawancara dan difilmkan. Beberapa kali Chapman berusaha mengajukan pengampunan, tetapi permintaanya tidak pernah dikabulkan.
B.Mereka Yang Memiliki Motif
Meskipun pembunuhnya telah ditangkap dan dihukum, hingga hari ini motif yang mendasari penembakan John Lennon masih gelap. Hampir semua orang tidak percaya bahwa Chapman melakukannya secara acak. Beberapa ada yang bisa menerima teori bahwa Chapman adalah fans yang terganggu jiwanya dan berhalusinasi bahwa dirinya adalah Lennon sejati. Tetapi, lebih banyak orang yang yakin bahwa Chapman hanyalah orang suruhan dan mungkin telah dicuci otaknya sehingga tidak ada penyesalan setelah membunuh tokoh musik terbesar di dunia itu. Siapa pun mengetahui bahwa selain musisi eksentrik, Lennon adalah seorang aktivis perdamaian yang sangat vokal dan provokatif menyindir pemerintah, terutama Amerika Serikat. Lennon dan istri Jepangnya, Yoko Ono, sempat beberapa kali ditolak green card (kartu identitas yang menyatakan seseorang berhak tinggal dan bekerja sah di Amerika) untuk bisa menjadi warga Amerika. Suatu kali, Lennon pernah berkata pada akhir 1972 kepada seorang agen FBI Paul Krassner, "Dengar, jika terjadi sesuatu padaku dan yoko, pahamilah, bahwa itu bukanlah kecelakaan!"
Lennon memang terlanjur dicap berbahaya oleh penguasa. Beberapa kali pemerintah mencoba mengusir Lennon dengan alasan penyelahgunaan obat. Mantan petinggi FBI, J.Edgar oover sempat menunjukkan halamanyang memuat John Lennon, yang judulnya ditulis dengan tulisan tangan bergaris bawah,"SEMUA EKSTRIMIS HARUS DIANGGAP BERBAHAYA."
B. Mereka Yang Memiliki Motif
Add caption |
Presiden Nixon
Pada Maret 1969, kelakuan Lennon dan Yoko Ono membuat gusar Presiden Nixon yang sedang gencar mengirim pemuda Amerika mengantar nyawa di perang Vietnam. Pasalnya, pasangan suami istri pemabuk itu melakukan "Bed in for peace". Gerakan ini berupa tidur di ranjang selama 7 hari, memanjangkan rambut dan jenggot, mengisap ganja , dan menciptakan lagu yang menyindir keras pemerintah Amerika karena berperang di vietnam. Gerakan ini berhasil memicu gelombang demonstrasi jutaan rakyat untuk menentang kebijakan Nixon. Selama masa Nixon, kediaman Lennon senantiasa diawasi oleh para agen, lengkap dengan pengintaian dan penyadapan.
Add caption |
Ronald Reagan
Dalam buku "Who Killed John Lennon", Fenton Bresler mengemukakan teori bahwa Presiden Ronald Reagan mungkin terlibat dalam pembunuhan itu. Tesisnya mengatakan bahw Chapman telah dicuci otaknya oleh orang Reagan. Motifnya adalah kegiatan provokatif Lennon yang menyudutkan pemerintah dengan demonstrasi menentang kebijakan Reagan. Faktanya, CIA dan FBI, atas perintah penguasa terus melakukan pemantauan kepada Lennon dari 1969 hingga 1979. Pemerintah sangat khawatir dengan daya tarik Lennon dan Beatles yang mampu menggerakan jutaan pemuda untuk melawan.
Teori lain yang kontroversial adalah keterlibatan Yoko Ono sebagai otak pembunuhan. Herannya, gitaris Beatles, Paul Mc. Cartney justru meyakini hal ini karena Yoko pernah merekayasa penangkapan polisi terhadap Lennon atas kasus ganja. Banyak orang menduga bahwa motifnya mungkin adalah hak waris atas harta Lennon yang sangat besar. Bahkan, puluhan tahun setelah kematiannya, royalti dari musik, biografi, film, dan memorabilia lainnya terus mengalir ke Yoko Ono.
0 comments:
Post a Comment