Jaringan televisi Al-Jazeera mengatakan bahwa kemungkinan gempa dan tsunami Aceh merupakan dampak dari uji coba bom helium di bawah laut
A. Tudingan Kepada Amerika
Tak tanggung-tanggung, Presiden Hugo Chavez dengan yakin menunjuk hidung Amerika sebagai penyebab gempa Haiti 2010 yang menewaskan ribuan orang. Ia mendasarkan tudingannya pada informasi intelejen Rusia yang mencermati gerakan pasukan Angkatan Laut Amerika di wilayah Karibia sejak 2008. Kecurigaan pun memuncak dengan cepatnya bantuan yang datang dari armada laut America ke Haiti. Tidak hanya Haiti, gempa Sichuan tahun 2008 dan bahkan tsunami Aceh 2004, juga dikaitkan dengan kecanggihan teknologi senjata baru militer AS. Lagi-lagi kehadiran kepal induk angkatan laut AS yang demikian cepat tiba di Aceh menjadi kecurigaan tersendiri. Walaupun terdengar konyol, benarkah gempa hanya bisa terjadi karena peristiwa alam?
Pernahkah Anda berdir di tanah, Lalu ada truk besar puluhan ton melintas di dekat Anda berdiri? Getaran hebat di tanah akan dirasakan seketika. Tubuh akan sedikit terhuyung oleh angin yang menghempas dari truk tersebut. Sekarang bayangkan energi ribuan kali lebih kuat dari truk tersebut dihantamkan ke permukaan bumi atau ke dasar laut, getaran seperti apa yang mungkin terjadi?
B. Senjata Tektonik Pemicu Gempa
Pakar nuklir Australia, Joe Vialis, menyebutkan bahwa ledakan bom termonuklir di bawah permukaan laut juga dapat menggetarkan samudra sehingga memicu tsunami dahsyat. Jaringan televisi Al-Jazeera juga mengatakan bahwa besar kemungkinan gempa dan tsunami Aceh merupakan dampak dari sebuah uji coba bom helium di bawah laut.
Seorang pakar dari Phillips Geophysics Lab., yang ikut proyek HAARP(High Frequency Active Research Program) mengungkapkan bahwa mereka pernah melakukan riset untuk menciptakan perngkat pemicu bencana alam. Menurutnya, AS pernah menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi sangat rendah(Extremely Low Frequency/ELF) yang mampu menembus lapisan tanah dan lautan hingga ratusan kilometer dalam perut bumi. Melalui modifikasi khusus, gelombang itu mampu menggerakan lempeng tektonik bumi. Teknologi ini merupakan pengembanga dari teknologi SCALAR yang ditemukan ilmuwan Rusia, Nicolas Tesla pada 1930-an.
Mantan penasihat kemanan Gedung Putih Zbigniew Brzezinski dalam bukunya "Between Two Ages," menulis, "Teknologi akan menyediakan teknik untuk melakukan peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan."
Rumor senjata pemicu gempa juga sempat mengarah kepada pasukan Israel yang diduga merancang skenario gempa untuk meruntuhkan Masjidil Aqso di Yarusalem. Dugaan ini menguat dengan ditemukannya terowongan bekas lubang galian di bawah pondasi Masjidil Aqso. Seorang peneliti, Saleh Al-Raqb menduga terowongan itu dibuat untuk melemahkan pondasi. Jadi, ketika gempa buatan diledakan, akan meruntuhkan bangunan di atasnya, meskipun dalam getaran yang tidak terlalu kuat.
0 comments:
Post a Comment